Cari di Blog Ini

Jumat, 03 April 2015

Penduduk Indonesia

         Semua orang yang mendiami wilayah Indonesia disebut penduduk Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun sekali, diperoleh data jumlah penduduk Indonesia sebagai berikut:
            a. Tahun 1961 = 97,1 juta jiwa
            b. Tahun 1971 = 119,2 juta jiwa
            c. Tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
            d. Tahun 1990 = 179.321.641 juta jiwa
            e. Tahun 2004 = 238 .452 juta jiwa

Sensus penduduk (cacah jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian dan penyebarluasan data kependudukan. Jumlah penduduk ditentukan oleh:
a. Angka kelahiran                                                       
b. Angka kematian
c. Perpindahan Penduduk, yang meliputi:
     1. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota
     2. Reurbanisasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke desa
     3. Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk keluar negeri
     4. Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri
     5. Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negeri asal
6. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara

        Untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggalakkan program transmigrasi. Adapun jenis-jenis transmigrasi yang ada adalah:
1. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung pemerintah ditujukan untuk penduduk yang memenuhi syarat.
2. Transmigrasi spontan/swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri. Pemerintah hanya menyediakan lahan pertanian dan rumah.
3. Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan dalam satu wilayah propinsi.
4. Transmigrasi khusus/sektoral, yaitu transmigrasi yang dilakukan karena penduduk terkena bencana alam.
5. Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa berikut pejabat-pejabat pemerintahan desa.

Untuk mengatur kelahiran penduduk, pemerintah menggalakkan program Keluarga Berencana (KB) dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Program KB juga mengarah pada catur warga, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Ternyata program KB di Indonesia berjalan dengan baik, bahkan dijadikan contoh oleh banyak negara untuk mengatasi masalah kependudukan.

Hari-hari Peringatan Nasional



Di Indonesia, ada 45 tanggal yang dianggap penting. Ada yang terbentuk sebagai apresiasi untuk para pahlawan, orang-orang yang berjasa, peristiwa bersejarah dan lain-lain. Berikut adalah Hari Peringatan Nasional:

1. Tanggal 1 Januari                : hari Tahun Baru
2. Tanggal 15 Januari              : hari Dharma Samudra
3. Tanggal 25 Januari              : hari Gizi
4. Tanggal 10 Maret                : hari Film Nasional
5. Tanggal 11 Maret                : hari Lahir Supersemar
6. Tanggal 6 April                   : hari Nelayan Nasional
7. Tanggal 7 April                   : hari Kesehatan Nasional
8. Tanggal 9 April                   : hari Penerbangan Nasional
9. Tanggal 21 April                 : hari Kartini
10. Tanggal 2 Mei                   : hari Pendidikan Nasional
11. Tanggal 20 Mei                 : hari Kebangkitan Nasional
12. Tanggal 21 Mei                 : hari Buku
13. Tanggal 1 Juni                   : hari Lahir Pancasila
14. Tanggal 29 Juni                 : hari Keluarga Nasional (Harganas)
15. Tanggal 1 Juli                    : hari Bhayangkara
16. Tanggal 5 Juli                    : hari Bank Nasional
17. Tanggal 12 Juli                  : hari Koperasi
18. Tanggal 18 Juli                  : hari Industri
19. Tanggal 22 Juli                  : hari Kejaksaan
20. Tanggal 10 Agustus           : hari Veteran
21. Tanggal 14 Agustus           : hari Pramuka
22. Tanggal 17 Agustus           : hari Proklamasi Kemerdekaan
23. Tanggal 18 Agustus           : hari Kanak-kanak
24. Tanggal 9 September         : hari Olahraga Nasional
25. Tanggal 11 September       : hari Radio
26. Tanggal 12 September       : hari Purnawirawan ABRI
27. Tanggal 16 September       : hari Sandang
28. Tanggal 17 September       : hari PMI
29. Tanggal 23 September       : hari Bahari
30. Tanggal 24 September       : hari Tani/Agraria
31. Tanggal 27 September       : hari Postel
32. Tanggal 28 September       : hari Kereta Api
33. Tanggal 29 September       : hari Sarjana
34. Tanggal 30 September       : hari Berkabung Nasional
35. Tanggal 1 Oktober             : hari Kesaktian Pancasila
36. Tanggal 5 Oktober             : hari Angkatan Bersenjata RI
37. Tanggal 17 Oktober           : hari Perhubungan
38. Tanggal 26 Oktober           : hari Keuangan
39. Tanggal 28 Oktober           : hari Sumpah Pemuda
40. Tanggal 10 November       : hari Pahlawan
41. Tanggal 12 November       : hari Kesehatan Nasional
42. Tanggal 5 Desember         : hari Armada
43. Tanggal 15 Desember       : hari Infantri
44. Tanggal 20 Desember       : hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN)
45. Tanggal 21 Desember       : hari Ibu

Rabu, 01 April 2015

Asal Mula Nama Kota Cianjur



Cerita rakyat

Asal Mula Nama Kota Cianjur

Alkisah, di sebuah desa di Jawa Barat, hiduplah seorang petani kaya bersama seorang anak lelakinya yang bernama Tetep. Seluruh sawah dan ladang di desa itu adalah miliknya. Untuk mengerjakan sawah dan ladangnya yang sangat luas itu, ia memburuhkannya kepada penduduk desa. Petani kaya itu memiliki sifat kikir. Saking kikirnya, anak kandungnya sendiri pun tidak pernah dibantunya. Oleh karena itu, penduduk desa menjulukinya Pak Kikir. Beruntunglah sifat kikir itu tidak menular pada si Tetep. Tetep adalah pemuda yang baik hati. Ia sering membantu tetangganya yang kesusahan tanpa sepengetahuan ayahnya.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, untuk memperoleh hasil panen yang melimpah, harus diadakan pesta syukuran setiap selesai panen. Jika tidak, mereka akan gagal pada panen berikutnya Oleh karena takut gagal, Pak Kikir pun terpaksa mengadakan pesta syukuran dengan mengundang seluruh penduduk desa. Para warga pun merasa gembira karena mereka akan menikmati berbagai jenis makanan enak dan lezat. Namun, betapa kecewanya mereka pada saat pesta itu berlangsung. Rupanya, Pak Kikir hanya menghidangkan makanan seadanya, sehingga tidak cukup untuk menjamu seluruh undangan. Banyak di antara undangan yang tidak mendapat bagian.
“Huh, sungguh keterlaluan Pak Kikir! Sudah berani mengundang orang, tapi tidak sanggup menyediakan makanan. Untuk apa hartanya yang melimpah itu?” ujar seorang warga dengan nada kecewa.
Suasana di pesta itu pun menjadi gaduh. Para para undangan mempergunjingkan kekikiran Pak Kikir. Bahkan banyak di antara mereka yang menyumpahi agar harta kekayaannya tidak diberkahi oleh Tuhan. Di tengah-tengah kegaduhan itu, tiba-tiba datanglah seorang nenek tua dan menghampiri Pak Kikir.
“Tuan, kasihanilah saya! Berilah hamba sesuap nasi! Sudah dua hari hamba belum makan,” rintih nenek itu mengiba. 
“Hai, Nenek Tua! Kamu kira memperoleh sesuap nasi itu mudah, hah!” bentak Pak Kikir dengan suara yang sangat keras.
Suasana pesta yang semula gaduh, tiba-tiba berubah menjadi hening. Seluruh undangan terdiam dan semua perhatian tertuju kepada si Nenek itu.
“Tapi, Tuan! Bukankah Tuan memiliki harta yang sangat melimpah? Berilah hamba sedikit agar hamba dapat makan hari ini!” nenek itu kembali mengiba.
Sungguh malang nasib nenek itu. Bukannya sedekah yang ia terima, melainkan bentakan dan perlakuan kasar.
“Iya, memang hartaku banyak! Tapi, itu semua kudapatkan dari jerih payahku sendiri!” bentak Pak Kikir. “Ayo cepat pergi dari sini! Kalau tidak, akan kusuruh tukang pukulku mengusirmu!”
Dengan hati pilu, nenek yang malang itu segera meninggalkan halaman rumah Pak Kikir. Tak terasa air matanya bercucuran membasahi kedua pipinya yang sudah keriput. Ia berjalan sempoyongan menyusuri jalan desa. Si Tetep yang merasa kasihan melihat si nenek itu secara diam-diam mengambil jatah makan siangnya, lalu mengejar nenek itu yang sudah sampai di ujung desa.
“Tunggu, Nek!” teriak si Tetep.
Nenek itu pun berhenti, lalu menoleh ke belakang. Ia melihat seorang anak muda berlari mendekatinya.
“Ada apa, Anak Muda?” tanya nenek itu.
“Saya Tetep, Nek! Saya ingin meminta maaf atas perlakuan Ayah saya tadi! Sebagai obat kecewa, ambillah jatah makan siang saya ini, Nek!” kata si Tetep seraya menyerahkan makanannya kepada nenek itu.
“Terima kasih, Tetep! Engkau anak yang baik hati. Semoga Tuhan akan membalas kebaikanmu ini dengan kemuliaan,” ujar nenek itu dengan perasaan gembira.
“Sama-sama, Nek!” ucap sit Tetep seraya berpamitan kembali ke rumahnya.
Setelah si Tetep pergi, nenek tua itu segera menyantap makanan itu, lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju ke sebuah bukit di dekat desa. Setibanya di atas bukit, ia berhenti sejenak untuk melepaskan lelah. Dari atas bukit itu ia dapat melihat rumah Pak Kikir berdiri dengan megah di antara rumah-rumah penduduk desa. Ia turut bersedih melihat penderitaan penduduk akibat keserakahan Pak Kikir.
“Dasar orang tua serakah! Tunggulah pembalasannya, Pak Kikir! Tuhan akan menimpakan hukuman kepadamu. Keserakahan dan kekikiranmu akan menenggelamkanmu!” ucap nenek itu.
Usai berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa, nenek tua itu segera menancapkan tongkatnya ke tanah. Begitu ia mencabut kembali tongkatnya, terpancarlah air yang sangat deras dari lubang tancapan itu. Semakin lama lubang tancapan itu semakin besar, sehingga terjadilah banjirlah besar. Melihat kedatangan banjir itu, para warga yang masih berkumpul di rumah Pak Kikir menjadi panik dan segera berlarian mencari tempat perlindungan untuk menyelamatkan diri.
“Banjir...! Banjir...! Ayo lari...!” teriak para penduduk desa dengan panik.
Melihat kepanikan para warga, si Tetep segera menganjurkan mereka agar berlari menuju ke atas bukit.
“Bagaimana dengan sawah dan ternak kita?” tanya para warga. 
“Tidak usah memikirkan harta kalian! Yang penting selamatkan dulu nyawa kalian!” ujar si Tetep yang bijak itu.
Akhirnya, warga pun berlarian menuju ke atas bukit. Sementara itu, Pak Kikir masuk dalam rumahnya hendak menyelamatkan harta bendanya.
“Ayah, ayo cepat keluarlah dari rumah! Banjir itu sudah semakin dekat! Kita harus segera menyelamatkan diri!” seru si Tetep.
Pak Kikir tidak menghiraukan seruan anaknya. Ia terus berusaha mengambil peti hartanya yang disimpan di dalam tanah. Beberapa kali si Tetep berteriak, namun ayahnya belum juga keluar dari rumah. Akhirnya ia segera berlari menuju ke bukit untuk menyelamatkan diri. Sementara itu, Pak Kikir yang masih sibuk mengumpulkan hartanya, tidak dapat lagi menyelamatkan diri. Banjir besar itu telah menenggalamkannya.
Si Tetep bersama warga lainnya yang berlari naik ke atas bukit akhirnya selamat. Namun mereka sangat sedih, karena seluruh desa mereka sudah terendam banjir. Rumah, ternak, dan seluruh harta benda mereka hanyut terbawa arus banjir. Akhirnya, si Tetep menganjurkan penduduk untuk mencari daerah lain yang lebih aman. Setelah mendapat tempat yang cocok, mereka pun membuat pemukiman dan mengangkat si Tetep menjadi kepala desa.
Tetep seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Setelah membagi tanah secara rata, ia pun menganjurkan warganya untuk mengolah tanah tersebut. Ia mengajari mereka cara menanam padi dan mengairi sawah dengan baik. Berkat anjuran si Tetep, mereka hidup aman dan sejahtera. Mereka pun senantiasa patuh terhadap anjuran pemimpinnya. Desa itu kemudian mereka namai Desa Anjuran. Lama kelamaan, desa itu berkembang menjadi kota kecil yang disebut Cianjur.


Pengertian Isra' Mi'raj, Dajjal, Ya'juj dan Ma'juj, Imam Mahdi

     A.  Pengertian  Isra’ Mi’raj dan Hikmahnya

a.    Pengertian Isra dan Mi’raj
Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.

Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah r.a meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi’raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi’raj.

Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW  “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.

b.    Hikmah Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW
1.    Perintah sholat dalam perjalanan isra dan mi’raj Nabi Muhammad SAW, kemudian menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib lainnya.
2.    Isra Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil). Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.
3.    Merupakan salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.Mendengar percakapan ini, para malaikat serentak mengumandangkan dua kalimah syahadat.dan kemudian kedua kalimat ini di masukkan dalam bacaan shalat.
4.    Adanya penderitaan dalam perjuangan yang disikapi dengan kesabaran yang dalam.
5.     Kesabaran yang berbuah balasan dari Allah berupa perjalanan Isra Mi’raj dan perintah shalat.
6.    Shalat menjadi senjata bagi Rasulullah SAW dan kaum Muslimin untuk bangkit dan merebut kemenangan.

     B.       Pengertian Turunnya Dajjal dan Hikmahnya

a.    Pengertian Dajjal
Dajjal berasal dari kata dajjala artinya menutupi (sesuatu). Kamus Lisanul arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut dajjal. Menurut salah satu pendapat ia disebut dajjal karena ia adalah pembohong yamg menutupi kebenaran dengan kepalsuan.

Dalam Menurut sebuah hadits, dajjal di gambarkan sebagai laki-laki berbadan besar, berkulit merah, pendek, berambut keriting, dahinya lebar, pundaknya bidang, matanya yang sebelah kanan buta dan matanya ini tidak menonjol juga tidak tenggelam seperti buah anggur yang masak dan mata sebelah kirinya di tumbuhi daging tebal pada sudutnya. Diantara kedua matanya terdapat tulisan huruf  kaf,fa,ro, secara terpisah  atau tulisan kafir secara berangkai ia juga mandul (tidak memilik anak).

Dajjal juga disebut dengan nama Al Masih karena salah satu matanya terusap/tertutup (artinya: buta sebelah). Disebutkan pula bahwa ia dinamakan Al Masih karena dia mengusap/melewati bumi selama empat puluh hari. Al Masih sendiri kadang ditujukan pada orang yang shidiq (jujur) yaitu‘Isa AS dan kadang pula Al Masih dimaksudkan untuk orang yang sesat lagi dusta yaitu Dajjal yang matanya buta sebelah. Keluarnya Dajjal merupakan di antara tanda datangnya kiamat. Fitnah (cobaan) yang ditimbulkan oleh Dajjal adalah seberat-beratnya ujian yang akan dihadapi manusia.

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan,
مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ
Artinya : "Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya (cobaannya) lebih besar dari Dajjal." (HR. Muslim no. 2946)

An Nawawi rahimahullah menerangkan, “Yang dimaksud di sini adalah tidak ada fitnah dan masalah yang lebih besar daripada fitnah Dajjal.” Dari Ibnu ‘Umar RA, ia berkata, Rasulullah SAW berdiri di hadapan manusia lalu memuji Allah SWT karena memang Dialah satu-satunya yang berhak atas pujian kemudian beliau menceritakan Dajjal. Beliau bersabda,

إِنِّى لأُنْذِرُكُمُوهُ ، وَمَا مِنْ نَبِىٍّ إِلاَّ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ ، لَقَدْ أَنْذَرَ نُوحٌ قَوْمَهُ ، وَلَكِنِّى أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِىٌّ لِقَوْمِهِ ، تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ ، وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
Artinya : "Aku akan menceritakannya kepada kalian dan tidak ada seorang Nabi pun melainkan telah menceritakan tentang Dajjal kepada kaumnya. Sungguh Nabi Nuh ‘alaihis salam telah mengingatkan kaumnya. Akan tetapi aku katakan kepada kalian tentangnya yang tidak pernah dikatakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya, yaitu Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Allah sama sekali tidaklah buta". (HR. Bukhari dan Muslim)

b. Hikmah diturunkan dajjal
1. Memperingatkan manusia agar selalu berbuat baik dan meninggalkan kemungkaran.
2. Menambah keimanan bagi manusia bahwa hari kiamat itu pasti ada.
3. Mengingatkan kepada manusia bahwa ciri-ciri dajjal itu bermata satu /juling /buta sebelah.
4. Keluarnya dajjal merupakan tanda-tanda datangnya kiamat. Fitnah (cobaan) yang ditimbulkan oleh dajjal adalah seberat beratnya ujian yang akan dihadapi manusia.
5. Mengingatkan manusia untuk selalu mawas diri, berusaha melawan dajjal dengan berperilaku sebagaimana akhlak seorang muslim/muslimah.

   C.   Pengertian Turunnya Nabi Isa as dan Hikmahnya
       a.    Pengertian Turunnya Nabi Isa as 
            Kehadiran 'Isa al-Masih pada periode akhir jaman bisa merupakan satu makna figuratif atau kiasan dari pemahaman dan kesadaran manusia terhadap ajaran 'Isa al-Masih yang hakiki, pengajaran yang tidak pernah menyimpang dari hukum Nabi-nabi sebelumnya dan mempunyai satu relevansi yang erat sekali terhadap pengajaran Nabi Muhammad Saw yang datang setelah berakhirnya masa kenabian 'Isa al-Masih kepada Bani Israil sekitar 600 tahun sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW.
          
          b.      Hikmah Diturunkannya Nabi Isa as
Peristiwa besar turunnya Isa ke bumi memiliki hikmah yang amat besar. Di antaranya adalah:
1.      Membantah klaim Yahudi bahwa merekalah yang membunuh Isa, menyalibnya, dan anggapan bahwa yang disalib adalah orang terlaknat. 
2.    Kenyataan justru membuktikan bahwa Nabi Isa-lah yang membunuh Yahudi sekaligus pemimpin mereka yakni Dajjal.
3.      Beliau turun tidak membawa agama baru, karena Islam adalah agama paling akhir dan tidak ada Nabi setelah Muhammad saw. Nabi Isa turun untuk menjadi pengikut umat Muhammad saw,  menjadi hakim (pemimpin) yang adil, menghancurkan salib, membunuh babi, memberlakukan upeti (jizyah) terhadap non-muslim,dan meluruskan umat untuk kembali kepada ajaran-ajaran Islam.
   D.       Pengertian Turunnya Yajuj dan Majuj dan Hikmahnya
a.    Pengertian Ya’juj dan Ma’juj
Saat menjelang wafat, Nabi Nuh a.s memanggil anak-anaknya untuk menghadap beliau. Maka Sam a.s segera datang menemuinya, namun kedua saudaranya tidak muncul yaitu Ham dan Yafits. Akibat dari ketidakpatuhan Ham dan Yafits, Allah kemudian menurunkan ganjaran kepada mereka. Yafits yang tidak datang karena lebih memilih berdua dengan istrinya, kemudian melahirkan anak bernama Sannaf. Kelak kemudian Sannaf menurunkan anak yang ganjil. Ketika dilahirkan, keluar sekaligus anak-anak dalam wujud kurang sempurna. Selain itu ukuran besar dan bobot masing-masing juga berbeda, ada yang fisiknya besar sedangkan lainnya kecil. Untuk selanjutnya yang besar kemudian terus tumbuh hingga melebihi ukuran normal (raksasa), sebaliknya yang bertubuh kecil terus kecil seperti liliput. Mereka kemudian dikenal sebagai Ya’juj dan Ma’juj.
Selain wujudnya yang ganjil, Ya’juj dan Ma’juj mempunyai nafsu makan yang melebihi normal. Padahal bilamana mereka makan tumbuhan tertentu maka tumbuhan itu akan berhenti tumbuh sampai kemudian mati. Demikian pula bila minum air dari suatu tempat maka airnya tidak akan bertambah lagi. Sehingga banyak sumber-sumber air dan sungai menjadi kering karenanya. Masyarakat di sekitar mereka pun harus menanggung dampaknya yaitu krisis pangan dan air. Karena interaksi sosial yang tidak kondusif akibat masalah yang dibawa oleh Ya’juj dan Ma’juj ini maka mereka kemudian cenderung mengisolasi diri di suatu celah gunung di tengah-tengah komunitas induk bangsa-bangsa keturunan Yafits lainnya. Namun bilamana mereka membutuhkan makan dan minum, akan keluar secara serentak bersama-sama ke daerah-daerah sekitarnya yang masih belum tersentuh oleh mereka sebelumnya.

Pada masa itu, Allah SWT mengutus salah satu hambaNya yang berkulit kehitaman dengan dua benjolan kecil di kedua sisi keningnya yang sebenarnya lebih sering tak tampak karena tertutupi oleh surbannya yaitu Nabi Dzul Qarnain a.s (QS 18:93) untuk menghadang laju Ya’juj dan Ma’juj. Allah SWT juga mewahyukan kepada Nabi Dzul Qarnain a.s bahwa dinding itu akan terjaga dan baru akan terbuka bila saatnya tiba yaitu kelak menjelang datangnya Hari Kiamat (QS 18:98). Kemudian Allah menjadikan gaib (tidak terlihat) lokasi dinding tersebut.

Ya’juj dan Ma’juj yang telah terkurung terus berupaya membuka dinding logam tersebut dengan segala cara, bahkan dengan menjilatinya karena mereka tahu bahwa benda apapun yang mereka sentuh dengan mulutnya akan berhenti tumbuh/bertambah, kering atau tergerus. Cara ini mampu membuat bagian-bagian dinding yang mereka sentuh menjadi tipis. Namun setiap kali akan berlubang, Allah mengembalikan lagi kondisinya seperti semula. Untuk bertahan hidup selama terkurung di balik dinding, Allah menumbuhkan sejenis lumut, sebagai satu-satunya tumbuhan yang dapat terus tumbuh dan justru makin bertambah banyak setiap kali dimakan oleh masyarakat Ya’juj dan Ma’juj.

Kelak menjelang Kiamat, salah seorang pemimpin mereka mengatakan kata kunci “InsyaAllah” maka kemudian terbukalah dinding tersebut sekaligus kegaibannya dari penglihatan masyarakat luar sebelumnya. Dan Kaum Ya’juj dan Ma’juj yang selama ribuan tahun terkurung telah berkembang pesat jumlahnya akan turun bagaikan air bah (QS 21:96) memuaskan nafsu makan dan minumnya di segala tempat yang dapat mereka jangkau di bumi. Masyarakat muslim termasuk Nabi Isa a.s yang telah terpojok di sebuah gunung (tur) lalu bersama-sama berdoa kepada Allah agar terhindar dari masalah akibat perbuatan Ya’juj dan Ma’juj. Kemudian Allah SWT memerintahkan ulat-ulat yang tiba-tiba menembus keluar dari tengkuk Ya’juj dan Ma’juj yang langsung mengakibatkan kematian mereka secara serentak.

E.   Turunnya Imam Mahdi dan Hikmahnya

Rasulullah saw telah bersabda:
"Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga matahari terbit dari arah barat. Maka apabila matahari sudah terbit dari arah barat, lalu para manusia pun akan beriman seluruhnya. Tetapi kelakuan mereka yang demikian pada waktu itu sudah tidak berguna lagi, keimanan seseorang yang belum pernah beriman sebelum peristiwa tersebut atau memang belum pernah berbuat kebaikan dengan keimanan yang sudah dimilikinya itu."(Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah)

Hadist diatas, menceritakan salah satu tanda-tanda dari sudah mendekatnya hari kiamah, hari dimana pengadilan Allah akan segera berlaku bagi para makhluk-Nya. Hari dimana semua makhluk bernyawa akan diminta pertanggungan jawab atas seluruh perbuatan yang pernah dilakukan selama hidupnya.

"al-Mahdi akan muncul dari ummatku, Tuhan akan menurunkan hujan untuk manusia, ummat akan merasa senang, ternak hidup (dengan aman), dan bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya dan harta akan diberikan dengan merata." (Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dan al-Hakim dari Abu Sa'id r.a)

Kata al-Mahdi sering dipasangkan oleh orang dengan perkataan Imam yang berarti Pemimpin, jadi bila disebut sebagai Imam al-Mahdi (baca: Imam Mahdi) maka berarti orang atau pemimpin yang telah mendapat hidayah atau petunjuk dari Allah. Dengan demikian bisalah kita tarik garis lurus pengertian ini dengan kriteria apa yang disebut al-Qur'an terhadap orang yang telah mendapatkan petunjuk Allah. Siapapun bisa menjadi al-Mahdi, Karena petunjuk dan bimbingan dari Allah itu bisa ada pada manusia manapun diantara hamba-hambaNya yang dikehendaki oleh Allah sendiri tanpa mesti terikat dengan satu individu tertentu.

Begitupun Nabi Muhammad Saw sendiri pernah bersabda :
"Ambillah hikmah dan jangan merisaukan kamu darimana hikmah itu keluar."
Jadi bisa saja seorang yang kafir mendapatkan bimbingan oleh Allah dalam hal ilmu duniawi, akan tetapi dia hampa dari bimbingan Allah untuk ilmu akhirat. Sebaliknya melalui tangan-tangan orang-orang kafir inilah Allah membuktikan kebesaran-Nya sekaligus mengajarkan kepada kaum Muslimin atas kebenaran risalah Rasul-Nya.

Nabi Muhammad Saw memberikan tamsilan bahwa pada masa itu manusia akan keluar dari arah timur, yaitu dari arah umumnya matahari terbit setiap harinya kemudian menyerahkan kekuasaan kepada al-Mahdi yang memiliki pengertian tenggelamnya cendikiawan-cendikiawan Muslim dari asal kelahiran Islam kedalam perpecahan dan kebodohannya telah menghantarkan kemegahan dan kebenaran risalah Allah kepada orang-orang Barat.

Mahdi Menurut Bahasa
Mahdi artinya penunjuk jalan; pemimpin. Imam Mahdi adalah pemimpin (yang dianggap suci) yang akan datang ke dunia apabila hari kiamat hampir tiba. Mahdi dari bahasa Arab (Al-Mahdiyy), artinya orang yang dipimpin Allah kepada kebenaran. Mahdi adalah salah satu julukan bagi imam suci yang kedua belas.
Nama Imam Mahdi 
Nama Imam Mahdi adalah Muhammad, sedangkan nama ayahnya adalah ‘Abdullah. Jadi, nama Imam Mahdi dan nama ayahnya sama dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan mengenai Imam Mahdi,
مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِى وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمَ أَبِى
Dia berasal dari keluargaku. Namanya (yaitu Muhammad) sama dengan namaku. Nama ayahnya (yaitu ‘Abdullah) pun sama dengan nama ayahku.”
Imam Mahdi berasal dari keturunan Fathimah, putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Nabi SAW bersabda:
الْمَهْدِىُّ مِنْ عِتْرَتِى مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ
Imam Mahdi adalah dari keluargaku dari keturunan Fathimah.
Hadits di atas menunjukkan bahwa Imam Mahdi berasal dari keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu dari jalur Fathimah. Inilah pendapat yang tepat.
Di Masa Imam Mahdi akan Tersebar Kemakmuran dan Keadilan
Di masa Imam Mahdi akan penuh dengan keadilan dan kemakmuran, berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Di zaman beliau, harta begitu melimpah, banyak ditumbuhi tanaman dan semakin banyak hewan ternak. Dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَهْدِىُّ مِنِّى أَجْلَى الْجَبْهَةِ أَقْنَى الأَنْفِ يَمْلأُ الأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِينَ
Imam Mahdi berasal dari keturunanku. Beliau memiliki dahi yang lebar dan hidung yang mancung. Di masanya, akan tersebar keadilan di muka bumi, sebagaimana sebelumnya penuh dengan kezholiman dan kelaliman. Beliau akan berkuasa selama 7 tahun.

Juga dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 Akan ada pada umatku Al Mahdi. Jika masanya pendek (dia memerintah) selama 7 tahun, jika tidak maka 9 tahun. Pada masa itu umatku akan mendapatkan kenikmatan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Mereka akan memperoleh banyak makanan dan mereka tidak akan menyimpannya. Pada saat itu, harta begitu melimpah. Ada seseorang yang mengatakan, ‘Wahai Imam Mahdi, berilah aku sesuatu.’ Lalu beliau mengatakan, ‘Ambillah’.
Dalam riwayat Tirmidzi dikatakan,
“Datanglah seseorang kepada Imam Mahdi, lalu dia berkata, ‘Wahai Imam Mahdi, berikanlah aku sesuatu, berikanlah aku sesuatu.’ Lalu Nabi berkata, “Imam Mahdi pun menuangkan sesuatu di pakaiannya yang ia tidak sanggup memikulnya”
Dalam riwayat Al Hakim juga dikatakan,
Imam Mahdi akan keluar di akhir umatku. (Pada masanya), Allah akan menurunkan hujan, akan menumbuhkan tanaman di muka bumi, harta akan dibagi secara merata. Binatang ternak akan semakin banyak, begitu juga umat akan bertambah besar. Imam Mahdi hidup selama 7 atau 8 tahun.
Masa Kekuasaan Imam Mahdi
Disebutkan dalam riwayat At Tirmidzi,
إِنَّ فِى أُمَّتِى الْمَهْدِىَّ يَخْرُجُ يَعِيشُ خَمْسًا أَوْ سَبْعًا أَوْ تِسْعًا
Imam Mahdi akan muncul di tengah-tengah umatku dan ia akan berkuasa selama lima, tujuh atau sembilan tahun.” Ada keraguan dari Zaid, salah seorang periwayat hadits ini.
Al Mubarakfuri menjelaskan, “Dalam riwayat dari Abu Sa’id Al Khudri dalam sunan Abu Daud disebutkan bahwa Imam Mahdi berkuasa selama tujuh tahun dan tidak ada keraguan sama sekali dari perowi. Begitu pula dalam hadits Ummu Salamah disebutkan pula bahwa Imam Mahdi akan berkuasa selama tujuh tahun. Di sini juga tanpa disebutkan adanya keraguan dari perowi. Dari sini, hadits yang menggunakan lafazh tegas lebih didahulukan daripada lafazh yang masih ada syak (keraguan).” Dari penjelasan beliau menunjukkan bahwa yang lebih tepat jika kita katakan, Imam Mahdi berkuasa selama tujuh tahun. Wallahu a’lam.
Di mana Imam Mahdi Muncul?
Tidak ada sama sekali riwayat yang shahih yang menunjukkan di manakah tempat munculnya Imam Mahdi atau waktu kapan keluarnya Imam Mahdi. Akan tetapi, para ulama menjelaskan hal itu dari kesimpulan beberapa riwayat, namun tidak ditegaskan pasti di mana dan kapan munculnya.
Imam Mahdi akan muncul dari arah timur (yaitu timur Jazirah Arab). Sebagaimana hal ini diisyaratkan dalam riwayat Ibnu Majah
Ibnu Katsir mengatakan, ”Imam Mahdi akan muncul dari arah timur dan bukan dari Sirdab Samira’ sebagaimana yang disangkakan oleh Syi’ah (Rafidhah). Mereka menunggu sampai sekarang, padahal persangkaan orang Rafidhah itu hanyalah igauan semata, pemikiran yang sangat lemah dan pemahaman gila yang dimasukkan oleh syaithan. Sanggkaan mereka tidak ada landasan sama sekali dari Al Qur’an maupun As Sunnah serta apa yang mereka sangkakan sangat tidak logis dan tidak sesuai dengan akal yang sehat .” 
Nabi ’Isa akan Shalat di Belakang Imam Mahdi
Ketika Nabi ’Isa ’alaihis salam turun kembali di akhir zaman, beliau akan shalat di belakang Imam Mahdi yaitu menjadi makmum di belakangnya.
Dari Jabir bin ’Abdillah, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
Sekelompok dari umatku ada yang akan terus membela kebenaran hingga hari kiamat. Menjelang hari kiamat turunlah ’Isa bin Maryam. Kemudian pemimpin umat Islam saat itu berkata, ”(Wahai Nabi Isa), pimpinlah shalat bersama kami.” Nabi ’Isa pun menjawab, ”Tidak. Sesungguhnya sudah ada di antara kalian yang pantas menjadi imam (pemimpin). Sungguh, Allah telah memuliakan umat ini.
Dalam hadits yang muttafaqun ’alaih (disepakati Bukhari dan Muslim), Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
Bagaimana kalian jika ’Isa bin Maryam turun di tengah-tengah kalian dan imam kalian dari kalangan kalian sendiri?
Abu Dzar Al Harowiy, dari Al Jauzaqi, dari sebagian ulama masa silam mengatakan bahwa makna ”Imamukum minkum” (Imam kalian adalah dari kalian sendiri), yaitu imam tersebut berhukum dengan Al Qur’an dan bukan dengan Injil.
Ibnu At Tiin mengatakan, ”Makna ”Imamukum minkum” (Imam kalian adalah dari kalian sendiri), yaitu bahwa syari’at Nabi Muhammad itu akan terus dipakai hingga hari kiamat.”
Ringkasnya, maksud penjelasan di atas bahwa Imam Mahdi adalah sebagai imam (pemimpin) kaum muslimin ketika itu. Termasuk pula Nabi Isa as beliau akan bermakmum di belakang Imam Mahdi. Beliau pun akan mengikuti syari’at Islam.